Friday, September 7, 2007

Gerhana Cinta Bujang Kota [Catatan Perjalanan]

Tahukah kau Dilara satu penyakit saat waktu terasa begitu lama sekali. Aku mendadak bosan di kota ini, ingin cepat-cepat keluar menuju Melbourne tempat di mana mimpi bertemu kau bisa ku pijar.

Aikh.. Aku sedang merindu?
Entahlah Dilara. Aku tak tahu hendak ku beri nama apa perasaan ku ini. Tapi yang pasti berjauh-jauhan seperti ini saat keinginan untuk bersua membuncah sungguh tidak enak, Dilara. Seperti penyakit, ia minta disembuhkan. Kau mau kesini sebentar jadi juru rawatnya 'kan Dilara?

Aku juga sedang sakit hati sebab cinta yang kemarin kau ucap belum sempat aku jawab. Kini aku masih di Paris Dilara, tapi justeru di kota cinta ini cintaku tertahan dinding jarak dan ketidaktahuanku tentang adamu.

Kau pasti ingat tulisan yang tempo hari kau kirimkan lewat surat kabar itu;

"I love to love you Arqan, and I don’t care who knows it. I hope to see you in Melbourne."
Dilara Aydin, some where in Turkey.

Berpesanlah ibu kalau berkata
rendah suara jangan meninggi
hati orang perlu dijaga
Jangan sampai tersinggung rasa sampai ke mati

Suara hatimu itu tidak rendah dan tidak pula tinggi Dilara, tapi sungguh itulah yang membuat aku tersinggung. Sebab aku belum sempat memberi tanda.

Catatan Perjalananku ini mungkin tak kan sempat engkau baca tapi cukuplah ia jadi saksi bahwa aku juga cinta kau Dilara.

Tahukah kau jika cintaku umpama minyak yang penuh di bejana, sedikit lagi akan melimpah. Tapi kenapa kau masih bersembunyi tanpa jejak, Dilara. Bila begini, jangan kau salahkan nanti bila bunga cinta tak mau tumbuh. Kiranya hati yang tak menerima.

Lama-lama aku jadi tersadar bahwa dalam beberapa hal kau amat mirip dengan Lara-ku Dilara. Kau angkuh dengan hatimu juga cintamu.
Mau kau apakan hatimu itu Dilara? Berucap cinta dari jauh kemudian cepat-cepat mengemas barang dan meninggalkan aku di sini sendiri. Kau jahat. Sungguh jahat.

Kilauan cinta yang suci yang dulu kau ucapkan..
kini gerhana..
Dan aku amat benci bila kau berkata:

saat bulan jatuh ke riba dan aku pun tiada ..
Usahlah ditangiskan kehilangan..

Aku tak pernah sekalipun menangisi kehilangan ini. Toh aku sadar ini hanya kehilangan sementara, tidak seperti saat dulu aku kehilangan Baya dan Lara. Aku kehilangan selamanya.

Cinta buatmu ini Dilara, tak 'kan sama dengan cinta buat Baya dan Lara. Tak ada yang hendak menyamakan masa lalu dan masa kini. begitu juga cinta dan sayangku.Setelah sekian lama aku mencari kemana hilang sisi hatiku yang menggelosoh minta di isi, aku bertemu kau. Dan kau berucap cinta dari jauh. Maka salahkah aku jika menganggap merindumu adalah tugas wajib yang mesti ku tuntaskan?

Rindu serindu-rindunya buatmu di sana, "somewhere in Turkey".

Benarkah kau di Turki?

Entahlah.

Yang pasti, cinta dan rinduku ini sudah menggerhana.


Paris, saat senja mendadak datang minta dijenguk.

Arqan Kamaruzzaman.

===

M2
Carlton, 050907 [saat rindu membuncah dan kau hening tanpa suara tenggelam dalam hiruk pikuk dunia]