Tiga puluh dua tahun yang lalu, 27 Juli 1980, tepat di bulan Ramadhan
malam ke-17 saya dilahirkan di sebuah kampung kecil di Kampar, Riau.
Kelahiran saya adalah satu hal dan bertepatan dengan Ramadhan itu juga
hal lain. Saya tidak sedang mempertalikan kemuliaan Ramadhan dengan hari
tepat saya dilahirkan. Tapi, ini tahun 2012, dimana ulang tahun saya
ditandai juga dengan jatuhnya Ramadhan, hari yang ke tujuh.
~
Tiga
puluh dua tahun yang lalu, 27 Juli 1980, tepat di bulan Ramadhan malam
ke-17 saya dilahirkan di sebuah kampung kecil di Kampar, Riau. Maka tak
salah bila saya menghormati khidmat Ramadhan tahun ini berlebih-lebih
karena pada saat yang sama saya juga menghormati peristiwa kesakitan ibu
saat melahirkan saya ke bumi lebih dari tiga dekade lampau. Sejarah
kelahiran saya tidaklah lengkap. Tak ada dokumentasi, tak ada bukti
gambar dan bahkan saya pun tak tahu siapa nama bidan yang membantu
persalinan ibu kala itu. Saya tak hendak mempersoalkannya. Yang jelas
saya hanya ingin lebih menghormati Ramadhan tahun ini berlebih-lebih.
Itu saja, lain tidak.
~
Tiga puluh dua tahun yang lalu, 27
Juli 1980, tepat di bulan Ramadhan malam ke-17 saya dilahirkan di sebuah
kampung kecil di Kampar, Riau. Kini bagi saya, 32 adalah angka unik
untuk sebuah umur. Ia menandai sekaligus memperingatkan bahwa umur
sejatinya tidak bertambah tapi berkurang. Dalam hitungan mundur,
bukankah setelah 3 adalah 2? Setiap ulang tahun dirayakan, sebagian
memaknai umur bertambah, dan sebagian lagi meyakini bahwa umur berkurang
dalam konteks jatah umur tentunya. Tapi tak salah pula ketika berulang
tahun banyak yang mendoakan jatah umur masih panjang. Justru saya
berharap demikian dan dilapangkan rezeki serta diberikan kekuatan iman
menjalani hidup.
~
Tiga puluh dua tahun yang lalu, 27 Juli
1980, tepat di bulan Ramadhan malam ke-17 saya dilahirkan di sebuah
kampung kecil di Kampar, Riau. Semoga Tuhan mengaruniaiku umur yang
berfaedah bagi keluarga, bangsa dan agama. Ada sebuah ungkapan Perancis
yang membuat saya termenung; “noblesse oblige”, bahwa seorang yang
mempunyai posisi lebih tinggi harus mengabdi lebih banyak. Seorang dosen
harus lebih banyak membaca dari pada mahasiswanya. Seorang pemimpin
sejatinya harus lebih sering lapar ketimbang kenyang ketika masih banyak
yang lapar. Yang menakjubkan ialah do’a tulus dari handai taula yang
tersampaikan di bulan berkah, semoga do’a-do’a itu terijabah. Amiin.
Gambiran, Yogyakarta, 27 Juli 2012