Percikan Gagasan

[TIPS MEMBACA BAGI PEMULA]

Gemar baca buku tapi belum sepenuhnya berdampak positif bagi pengembangan diri? Berikut tipsnya.

Tak sedikit dari kita yang menggunakan kegiatan membaca sebagai hobi atau kegemaran. Namun tanpa sadar, banyak pula yang menggunakan kegiatan membaca sebagai pengantar tidur. Sehingga setiap hendak baca buku selalu pembawaannya jadi mengantuk. Kenapa? Membaca buku membutuhkan sikap awal: dorongan. Kalau dorongannya negative, misalnya terpaksa, maka tak akan membawa dampak positif apa-apa. Kalau dorongannya positif hasilnya juga positif.

Membaca karena terpaksa (karena tugas, ingin dilihat cerdas) jelas akan menjadi Beban. Berujung pada "gagal" paham.

Jika berhadapan dengan bacaan (buku) jangan selalu targetkan untuk selesai dan tuntas langsung. Justru akan jadi beban. Kalau otak dan pikiran sudah penat, berhentilah. Lalu tulis intisari dari bagian yang sudah dibaca.

Jangan percaya begitu saja anjuran atau tips membaca pd umumnya. Yang disarankan orang lain belum tentu pas dengan kondisi dan karakter kita. Misal tips: "alangkah baiknya jika kita menyelesaikan buku sekali duduk." Tips ini hanya cocok untuk mereka yang ber-IQ tinggi dan stamina bagus dalam membaca.

Bayangkan saja kalau tips itu benar-benar dipraktekkan jika bukunya setebal KUHP atau KUHAP. Yang ada justru Mual. Memaksa mata konsentrasi pada deretan kalimat di buku jelas berdampak apda sikap JERA. Lihat buku tebal-tebal langsung mual. 

Otak kanan dan otak kiri harus bersinergi dalam membaca. Otak kiri kognitif, sementara otak kanan lebih suka visual dan imajinasi. Berdayakan dengan baik. Kenapa kita gampang bosan baca teks berlama-lama, tapi bisa lahap komik dalam sekejap? Karena di komik bergambar. Otak Kanan-Kiri sinergis.

Bayangkan kalau koran, majalah dan tabloid isinya teks semua, ngk bakalan laku. Otak kanan perlu dilayani juga. Kalau di bacaan ada teks dan gambar, refleks mata kita lebih cepat ingin lihat gambar ketimbang teks. Otak Kanan manja memang. Ketika nonton telivisi, otak kanan dilayani dg suka cita, kita betah berlama-lama. Tapi coba bayangkan layar kaca isinya teks semua. Sudah pasti bosan. 

Tahu kenapa twitter batasi hanya 140 karakter? Ini juga karena otak kiri ngk bisa dipaksa kebanyakan lahap tek. Bayangkan kalau twitter bisa nulis ribuan kata, yang ada orang malas follow-memfollow. TL jadi runyam, otak kanan ngambek.

Dunia hukum yg butuh byk membaca dihadapkan pada tantangan bgmn menyajikan buku2 hukum dg tidak membosankan. Teks melulu yg ada jenuh. Makanya di Playgroup itu banyak gambar di sekeliling siswa, belajr jd menyenangkan. Teks bukan hal utama.

http://chirpstory.com/li/31197 

####### 

"Nota Pembelaan Pribadi Wa Ode Dalam Persidangan I"

http://chirpstory.com/li/30428 

Cek Favorit di Twitter saya: @MasnurMarzuki

  ###

IDE KEMANDIRIAN WIDJAJONO

[Harian Republika, 27 April 2012]

"..Globalisasi juga menambah ketidakpastian. Cara terbaik menghadapi ketidakpastian, seperti mendaki gunung yang sulit, adalah kemandirian dan rasa kebersamaan." 

Penggalan kalimat tersebut ditulis dalam kegalauan seorang Widjajono melihat rapuhnya ketahanan energi dan pangan Indonesia dalam era persaingan global. Bagaimanapun, suatu bangsa hanya akan maju dan bangkit bilamana dalam setiap derap langkahnya selalu di bingkai semangat kemandirian dan kebersamaan. Dua hal itulah yang diyakini almarhum Prof Widjajono sebagai formula menuju Indonesia yang lebih baik.

 http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/04/27/ArticleHtmls/Ide-Kemandirian-Widjajono-27042012004025.shtml?Mode=1/



DILEMA DPD 

[Harian Republika, 17 April 2009]

Dalam logika transisisi demokrasi, melakukan restrukturisasi dan revitalisasi institusi-institusi demokrasi adalah sebuah keniscayaan. Hal itu dimaksudkan agar sistem politik demokratis dapat segera diwujudkan. Di samping itu, proses revitalisasi dan revitalisasi tersebut semakin urgen keberadaannya untuk menunjang proses demokratisasi yang diharapkan bermuara pada perbaikan kesejahteraan rakyat. Tapi proses revitalisasi itu sepertinya tidak terjadi pada Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPD sejauh ini masih belum optimal dan efektif memainkan perannya sebagai badan perwakilan dan wakil daerah di tingkat Pusat.

Lengkapnya silahkan cek di :http://koran.republika.co.id/koran/0/37851/Dilema_DPD

PARADOKS HAM PENGUASA AUSTRALIA 
[Harian Republika, Selasa, 07 Agustus 2007]

Tulisan berikut tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan akhir tulisan Akh Muzakki di harian ini (Selasa, 31 Juli 2007), yakni akankah kasus Haneef ini menjadi penyelamat kubu penguasa pimpinan Partai Liberal dari ancaman kubu oposisi pimpinan Partai Buruh yang popularitasnya sedang tinggi? Tulisan ini lebih bermaksud mengulas paradoks penegakan hak azazi manusia (HAM) di negara minoritas Muslim seperti Australia serta dampak politisnya terhadap rezim penguasa.

Kronologi penangkapan seorang dokter pada sebuah rumah sakit di Queensland, dokter Haneef, dengan tuduhan pelaku terorisme tak pelak membuat pemerintah Australia seperti kebakaran jenggot sekaligus malu yang amat sangat. Kebakaran jenggot sebab Australia tersentak kaget bahwa sepertinya ancaman terorsime sudah datang dari dalam 'rumah' sendiri. Malu karena pemerintah dalam hal ini kepolisian federal sudah salah tangkap. Bahkan transkrip percakapan dan intograsi polisi terhadap dokter Haneef bocor ke publik lewat internet.

Lengkapnya; http://www.arsip.net/id/link.php?lh=U1cJVVRRVFNQ
    

No comments: