Saturday, January 3, 2015

[Jokowi Terkepung Kisruh Politik] KastaraNews

Jakarta, Kastaranews.com – Perseteruan Koalisi Merah Putih (KPM) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dinilai menjadi salah satu pemicu Persiden Jokowi tidak akan berhasil dalam menjalankan pemerintahannya.

Belum adanya kejelasan sistem pemerintahan yang ada melainkan penafsiran. Hal ini dsisampaikan pengamat Hukum tata Negara, Masnur Marzuki dalam dialog mahasiswa yang bertajuk ” Sistem Presidensial Dan Realitas Politik Pasca Pilpres 2014″. di Hotel Menteng 1 Jln. Gondangdia – Menteng Jakarta pusat (18/12/14).

“Sistem pemerintahan yang presidensil tidak dalam pelaksanaannya dan tidak ada dalam konstitusi sebenarnya melainkan hasil penafsiran,” jelasnya.

Dikatakan Masnur, SBY tidak dapat melakukan kebijakan pemerintah dengan baik karena DPR memblockingnya, misalnya ketika ia hendak menaikan harga BBM namun DPR menolak sehingga kebijakan batal dilakukan karena adanya intervensi DPR.

“Suharto pemecah rekor presiden yang berkuasa paling lama. Dia menjadi king of the king,” tuturnya.

Masnur menambahkan, Jokowi tidak akan berhasil menjalankan pemerintahan jika perseteruan antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat terus terjadi.

“Adanya kelompok dominan dalam DPR yang mengoreksi kebijakan pemerintah/presiden sebenarnya cukup bagus sebagai pengimbang/check and balances antara eksekutif dan yudikatif,” terangnya.

Dalam pandangan Masnur Jokowi merupakaan seorang presiden galau karena terombang- ambing dengan kekuatan eksekutif dan legislatif.

“Dalam mensosialisasikan sebuah undang-undang juga membutuhkan dana banyak bahkan hingga milyaran karena itu kita perlu mengawasinya,” ajaknya.

Dalam kesempatan yang sama pengamat politik/staf ahli ESDM Muhammad Harris Indra mengatakan, untuk sistem presidensial atau bukan tidak ada istilah voting dalam menentukan kebijakan. Saya termasuk orang yang setuju dengan UUD 45 asli bukan pilkada langsung.

“Kenapa saya menolaknya silahkan anda membaca buku skripsi Marsilam Simanjuntak tentang sistem negara dan buku catatan mr. Moh Yamin terbitan tahun 1985 berjudul Badan Penyelidikan Usaha Kemerdekaan Indonesia tentang BPUPKI,” ujarnya.

Menurut Harris kenapa Sukarno dan Suharto mampu berkuasa lama dengan baik karena mereka tahu bagaimana cara memimpin dengan baik.

“Sukarno dengan kerongkongannya, Suharto dengan kekuatan senjatanya. Indonesia selalu memilih untuk berada ditengah-tengah karena itu merupakan watak pemimpin-pemimpin di Republik ini yang berusaha untuk mencari aman,” tuturnya.

Harris mengajak para mahasiswa agar belajar dengan baik untuk bisa menyusun konsep pemikiran yang lebih baik bagi bangsa Indonesia dalam 50 tahun kedepan.

” Jokowi terkepung oleh kubu KMP dan kekuatan Mega-Paloh, karena itu kita perlu menyelamatkan Jokowi dari kepungan yang ada,” tandasnya. (BAS/BK)

No comments: